Srimulyo, 27 Juli 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Tim 133 Universitas Diponegoro yang bertugas di Dusun Onggopatran, Desa Srimulyo, menunjukkan komitmennya dalam edukasi dan pengembangan pangan lokal melalui diseminasi produk inovatif dan demonstrasi masak kepada masyarakat.

Pada kegiatan diseminasi produk inovatif, dikenalkan 4 menu dengan bahan utama telur yaitu ‘Nugget Sayur’ oleh Arija Qoshasi, ‘Ekado Ikan Lele’ oleh Faris Bagus, ‘Sosis Daging Merah’ oleh Syafiqur Rahman, dan ‘Muffin Omelet Sayur’ oleh Alia Rahma Az-Zahra. Menu tersebut disusun ke dalam brosur yang berisi bahan & alat, cara memasak, nutrisi dalam setiap menu, serta manfaat nutrisi tersebut bagi ibu hamil dan anak dalam mencegah stunting.

Kemudian dalam kegiatan demonstrasi masak kepada masyarakat dipraktekkan 2 menu yaitu ‘Nugget Sayur’ oleh Arija Qoshasi dan Alia Rahma Az-zahra. Nugget sayur yang ditampilkan merupakan olahan dari bahan-bahan seperti bayam, wortel, tahu, telur, dan daun kelor. Serta ‘Ekado Ikan Lele’ oleh Faris Bagus dan Syafiqur Rahman. Ekado ikan lele dibuat menggunakan bahan lumatan ikan lele, wortel, kol, telur, kulit pangsit, daun pandan dan tepung tapioka. Alat yang digunakan adalah blender, pisau, wajan dan kompor. Cara pembuatannya adalah dengan melumat dan mencampurkan semua bahan menjadi satu, kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit hingga adonan bisa dibentuk. Adonan kemudian diletakkan didalam kulit pangsit dan diikat menggunakan daun pandan. Apabila adonan sudah diletakkan didalam kulit pangsit dan diikat, kemudian ekado digoreng dengan api kecil agar matangnya dapat merata hingga kedalam. Ekado digoreng hingga warnanya kuning kecoklatan.

“Kegiatan ini bertujuan memberikan alternatif pangan bergizi, mudah dibuat, dan berbahan dasar lokal yang mudah dijangkau masyarakat desa,” ujar Arija Qoshasi, Salah satu anggota tim Saintek Kelompok 2 KKN-T Tim 133.

 

Mahasiswa KKN-T Tim 133 Saintek dan Soshum Kelompok 2 menunjukkan hasil output dari masing-masing program kerja di Multidisiplin 1 yang bertema “Gerakan 1 Hari 1 Telur: Ibu Hebat, Anak Sehat!”. (Sumber: Dokumentasi Pribadi).
Mahasiswa KKN-T Tim 133 Saintek dan Soshum Kelompok 2 menunjukkan hasil output dari masing-masing program kerja di Multidisiplin 1 yang bertema “Gerakan 1 Hari 1 Telur: Ibu Hebat, Anak Sehat!”. (Sumber: Dokumentasi Pribadi).

Sebagai bagian dari program KKN-T Universitas Diponegoro bertema “Gerakan 1 Hari 1 Telur: Ibu Hebat, Anak Sehat!”, mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Dewi Putri Hastuti, menginisiasi kegiatan kampanye bertajuk “Ibu Hebat, Cerdas Informasi, Cegah Hoax” yang menyasar kelompok ibu hamil, menyusui, dan ibu rumah tangga di Dusun Onggopatran, Srimulyo, Bantul. Kampanye ini ditujukan kepada ibu hamil, menyusui, dan ibu rumah tangga yang merupakan kelompok rentan terhadap penyebaran informasi tidak valid seputar kesehatan dan gizi, khususnya isu stunting. Dalam pelaksanaannya, Dewi membuat dan membagikan poster edukatif yang dirancang sebagai media kampanye visual. Poster berjudul “Ibu Hebat, Cerdas Informasi, Cegah Hoaks” ini memuat panduan singkat dan mudah dipahami mengenai cara mengenali sumber informasi digital yang dapat dipercaya, tips memilih konten kesehatan yang dapat dipercaya, serta ajakan untuk menghindari penyebaran hoaks kesehatan.

Kegiatan ini juga didukung oleh kolaborasi lintas jurusan, yaitu dengan Muhammad Alifiyan, mahasiswa Ilmu Hukum yang menyampaikan presentasi terkait “Aspek Hukum Penyebaran Hoax”. Sinergi lintas keilmuan ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman para ibu tidak hanya dari sisi isi informasi, tetapi juga dari sisi perlindungan hukum dan hak sebagai warga negara. Melalui pendekatan kampanye yang komunikatif, visual, dan kontekstual, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk kesadaran kritis para ibu dalam memilih dan menyebarluaskan informasi, sekaligus memperkuat peran keluarga dalam mencegah stunting secara berkelanjutan.

 

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 133, Najwa Mutiara Aila membuat tiga poster bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) berisikan tips kesehatan bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Umum.
Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 133, Najwa Mutiara Aila membuat tiga poster bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) berisikan tips kesehatan bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Umum.

Sebagai bentuk kontribusi nyata dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Najwa Mutiara Aila telah melaksanakan kegiatan multidisiplin 1 (multi-output) yang berfokus pada edukasi kesehatan. Multi-output berupa pembuatan tiga poster bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) yang berisi tips kesehatan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu secara umum. Poster ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sejak masa kehamilan hingga menyusui, serta memberikan informasi praktis yang mudah dipahami dalam dua bahasa agar ibu-ibu bisa lebih terbiasa dengan kehadiran Bahasa Inggris.

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 133, Eirene Laura (Administrasi Publik) menyerahkan hasil output berupa “Draft Rencana Tindak Lanjut Program Intervensi Gizi: Gerakan 1 Hari 1 Telur” kepada Ibu Prapti selaku Dukuh di Dusun Onggopatran. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 133, Eirene Laura (Administrasi Publik) menyerahkan hasil output berupa “Draft Rencana Tindak Lanjut Program Intervensi Gizi: Gerakan 1 Hari 1 Telur” kepada Ibu Prapti selaku Dukuh di Dusun Onggopatran. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Program “Gerakan 1 Hari 1 Telur” yang digagas oleh Tim KKN-T Tim 133 Universitas Diponegoro di Desa Onggopatran, Kelurahan Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, hadir sebagai solusi konkret atas permasalahan gizi yang masih menjadi tantangan serius bagi kelompok rentan, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu rumah tangga. Eirene Laura (sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Publik) menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada ibu-ibu yang hadir terkait program Gerakan 1 Hari 1 Telur. Data survei lapangan menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar warga telah mengkonsumsi telur secara rutin, masih terdapat 10% responden yang hanya mengkonsumsi telur 1–2 kali seminggu, serta 14,03% yang belum memahami manfaatnya secara penuh. Faktor-faktor seperti alergi, keterbatasan informasi, dan kebiasaan makan yang belum berorientasi pada gizi seimbang menjadi hambatan utama. Melalui rangkaian program seperti Sekolah Gizi, Subsidi Telur Bergilir, Kelas Masak Gizi Hebat, Posyandu Gizi Terpadu, dan Kampanye Media, gerakan ini tidak hanya mengedukasi warga, tetapi juga mendorong perubahan perilaku konsumsi protein hewani yang terjangkau dan bergizi tinggi.

Selain fokus pada peningkatan asupan gizi, “Gerakan 1 Hari 1 Telur” juga menjadi contoh nyata inovasi sosial berbasis komunitas yang mampu bersinergi dengan kebijakan desa dalam kerangka desentralisasi dan good governance. Evaluasi program dilakukan secara berlapis melalui survei ulang pengetahuan gizi, pengamatan langsung konsumsi telur, rekap distribusi subsidi, hingga laporan kegiatan kelembagaan desa, untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan. Hasil evaluasi ini nantinya akan menjadi dasar integrasi program ke dalam RPJMDes sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Dengan dukungan pendanaan dari dana desa, CSR peternakan lokal, dan partisipasi masyarakat, program ini diharapkan mampu menjadi model intervensi gizi yang efektif, memperkuat ketahanan pangan keluarga, serta mendukung upaya nasional dalam pencegahan stunting dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Visited 18 times, 1 visit(s) today

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *